KONSTRUKSI PETA, GRID, SKALA PETA
ASPEK GEOMETRIK
Salah satu fungsi peta adalah menunjukan posisi atau lokasi relatif suatu tempat; oleh sebab itu pembuatan konstruksi peta merupakan bagian penting pada pekerjaan pemetaan.
Pada pembuatan konstruksi peta, semua titik-titik di muka bumi harus disajikan posisinya sesuai dengan kerangka geometrik yang diukur di lapangan; aspek geometrik berhubungan langsung dengan permasalahan posisi suatu tempat terhadap suatu referensi tertentu.Aspek geometrik pada pembuatan peta adalah pemilihan ellipsoid referensi yang akan digunakan untuk penghitungan sistem proyeksi yang akan digunakan.
Jika ditinjau dari segi teoritis, aspek geometrik berhubungan dengan transformasi matematis dari koordinat geografi pada permukaan bumi ke koordinat proyeksi bidang datar; jika ditinjau dari aspek praktis-nya, berhubungan dengan pembuatan konstruksi/jaringan dari kerangka geometrik peta.
SISTEM KOORDINAT
Dasar utama dari pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya; suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya ditentukan oleh perpotongan dua buah garis lengkung bumi, yaitu garis meridian (longitude) dan garis paralel (latitude).
PROYEKSI PETA
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar, maka untuk menggambarkan titik-titik di permukaan bumi pada bidang datar harus diambil cara-cara tertentu, yang sebaiknya di-tentukan oleh syarat-syarat (sifat-sifat) apa yang harus dipenuhi oleh gambar muka bumi yang akan dihasilkan. Untuk dapat menyajikan unsur-unsur dipermukaan bumi ke bidang datar (dalam hal ini, peta), dilakukan suatu transformasi dengan menggunakan rumus matematis tertentu, cara ini disebut Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta. Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah digambarkan pada bidang datar.
Ditinjau dari bidang proyeksi yang digunakan
Terdapat tiga sistem proyeksi peta yaitu :
Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut ; suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran.
Proyeksi silinder, bidang proyeksinya bidang silinder; suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan.
Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar.
Ditinjau dari distorsi yang diakibatkan :
Proyeksi konform, sudut dipermukaan bumi sama dengan sudut pada bidang proyeksi; daerah-daerah kecil pada peta sama sebangun dengan yang ada dipermukaan bumi. Pemakaian proyeksi konform baik untuk memperlihatkan arah.
Proyeksi equivalent, luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi pada skala yang sama.
Proyeksi equidistant, jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi pada skala yang sama.
PROYEKSI TRANSVERSE MERCATOR (TM)
Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal yang bersifat konform.
Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).
SISTEM GRID UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Adapun ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah :
1. Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian dengan lebar 60 bujur dan 80 lintang.
2. Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 1800 BB sampai 1740 BB terus kearah timur sampai zone 60 antara 1740 BT sampai 1800 BT.
3. Batas lintangnya adalah 800 LS dan 840 LU ke arah utara dengan kode huruf C berturut-turut ke utara sampai dengan huruf X untuk Lintang Utara 720– 840.
4. Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan bumi, tetapi memotong bumi.
5. Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).
6. Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negative maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU).
7. Setiap zone pada sistem grid UTM mempunyai pertampalan kesamping sekitar 40 km., sehingga setiap titik yang berada di daerah pertampalan akan mempunyai dua harga koordinat.
8. Faktor skala pada meridian sentral (meridian tengah) ditentukan besarnya k=0,9996.
SISTEM PROYEKSI PETA TM DI INDONESIA
Ada dua instansi yang menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercator untuk pemetaan dasar nasionalnya dengan sistem grid UTM, yaitu :
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000.
Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6° serta sistem grid UTM.
Sumbu pertama adalah meridian tengah dari tiap zone, sedang sumbu keduanya adalah ekuator.
Absis semu sebesar 500.000 meter pada meridian tengah, sedang ordinat semu 0.00 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian Utara, dan 10.000.000 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian selatan.
- Angka perbesaran pada meridian tengah adalah sebesar 0.9996.
Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah Spheroid Nasional dengan parameter a (jari-jari ekuator) = 6.378.160 meter, dan f (pengepengan) = 1:298.247
Muka peta seri peta Rupabumi Indonesia (Peta Dasar Nasional) dibatasi atau menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM). Pada muka peta dibuat garis-garis gratikul yang panjang ukurannya tergantung pada skala peta yang disajikan.ASPEK GEOMETRIK
Salah satu fungsi peta adalah menunjukan posisi atau lokasi relatif suatu tempat; oleh sebab itu pembuatan konstruksi peta merupakan bagian penting pada pekerjaan pemetaan.
Pada pembuatan konstruksi peta, semua titik-titik di muka bumi harus disajikan posisinya sesuai dengan kerangka geometrik yang diukur di lapangan; aspek geometrik berhubungan langsung dengan permasalahan posisi suatu tempat terhadap suatu referensi tertentu.Aspek geometrik pada pembuatan peta adalah pemilihan ellipsoid referensi yang akan digunakan untuk penghitungan sistem proyeksi yang akan digunakan.
Jika ditinjau dari segi teoritis, aspek geometrik berhubungan dengan transformasi matematis dari koordinat geografi pada permukaan bumi ke koordinat proyeksi bidang datar; jika ditinjau dari aspek praktis-nya, berhubungan dengan pembuatan konstruksi/jaringan dari kerangka geometrik peta.
SISTEM KOORDINAT
Dasar utama dari pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya; suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya ditentukan oleh perpotongan dua buah garis lengkung bumi, yaitu garis meridian (longitude) dan garis paralel (latitude).
PROYEKSI PETA
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar, maka untuk menggambarkan titik-titik di permukaan bumi pada bidang datar harus diambil cara-cara tertentu, yang sebaiknya di-tentukan oleh syarat-syarat (sifat-sifat) apa yang harus dipenuhi oleh gambar muka bumi yang akan dihasilkan. Untuk dapat menyajikan unsur-unsur dipermukaan bumi ke bidang datar (dalam hal ini, peta), dilakukan suatu transformasi dengan menggunakan rumus matematis tertentu, cara ini disebut Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta. Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah digambarkan pada bidang datar.
Ditinjau dari bidang proyeksi yang digunakan
Terdapat tiga sistem proyeksi peta yaitu :
Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut ; suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran.
Proyeksi silinder, bidang proyeksinya bidang silinder; suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan.
Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar.
Ditinjau dari distorsi yang diakibatkan :
Proyeksi konform, sudut dipermukaan bumi sama dengan sudut pada bidang proyeksi; daerah-daerah kecil pada peta sama sebangun dengan yang ada dipermukaan bumi. Pemakaian proyeksi konform baik untuk memperlihatkan arah.
Proyeksi equivalent, luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi pada skala yang sama.
Proyeksi equidistant, jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi pada skala yang sama.
PROYEKSI TRANSVERSE MERCATOR (TM)
Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal yang bersifat konform.
Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).
SISTEM GRID UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Adapun ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah :
1. Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian dengan lebar 60 bujur dan 80 lintang.
2. Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 1800 BB sampai 1740 BB terus kearah timur sampai zone 60 antara 1740 BT sampai 1800 BT.
3. Batas lintangnya adalah 800 LS dan 840 LU ke arah utara dengan kode huruf C berturut-turut ke utara sampai dengan huruf X untuk Lintang Utara 720– 840.
4. Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan bumi, tetapi memotong bumi.
5. Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).
6. Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negative maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU).
7. Setiap zone pada sistem grid UTM mempunyai pertampalan kesamping sekitar 40 km., sehingga setiap titik yang berada di daerah pertampalan akan mempunyai dua harga koordinat.
8. Faktor skala pada meridian sentral (meridian tengah) ditentukan besarnya k=0,9996.
SISTEM PROYEKSI PETA TM DI INDONESIA
Ada dua instansi yang menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercator untuk pemetaan dasar nasionalnya dengan sistem grid UTM, yaitu :
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000.
Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6° serta sistem grid UTM.
Sumbu pertama adalah meridian tengah dari tiap zone, sedang sumbu keduanya adalah ekuator.
Absis semu sebesar 500.000 meter pada meridian tengah, sedang ordinat semu 0.00 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian Utara, dan 10.000.000 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian selatan.
- Angka perbesaran pada meridian tengah adalah sebesar 0.9996.
Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah Spheroid Nasional dengan parameter a (jari-jari ekuator) = 6.378.160 meter, dan f (pengepengan) = 1:298.247
Muka peta seri peta Rupabumi Indonesia (Peta Dasar Nasional) dibatasi atau menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM). Pada muka peta dibuat garis-garis gratikul yang panjang ukurannya tergantung pada skala peta yang disajikan.
Salah satu fungsi peta adalah menunjukan posisi atau lokasi relatif suatu tempat; oleh sebab itu pembuatan konstruksi peta merupakan bagian penting pada pekerjaan pemetaan.
Pada pembuatan konstruksi peta, semua titik-titik di muka bumi harus disajikan posisinya sesuai dengan kerangka geometrik yang diukur di lapangan; aspek geometrik berhubungan langsung dengan permasalahan posisi suatu tempat terhadap suatu referensi tertentu.Aspek geometrik pada pembuatan peta adalah pemilihan ellipsoid referensi yang akan digunakan untuk penghitungan sistem proyeksi yang akan digunakan.
Jika ditinjau dari segi teoritis, aspek geometrik berhubungan dengan transformasi matematis dari koordinat geografi pada permukaan bumi ke koordinat proyeksi bidang datar; jika ditinjau dari aspek praktis-nya, berhubungan dengan pembuatan konstruksi/jaringan dari kerangka geometrik peta.
SISTEM KOORDINAT
Dasar utama dari pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya; suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya ditentukan oleh perpotongan dua buah garis lengkung bumi, yaitu garis meridian (longitude) dan garis paralel (latitude).
PROYEKSI PETA
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar, maka untuk menggambarkan titik-titik di permukaan bumi pada bidang datar harus diambil cara-cara tertentu, yang sebaiknya di-tentukan oleh syarat-syarat (sifat-sifat) apa yang harus dipenuhi oleh gambar muka bumi yang akan dihasilkan. Untuk dapat menyajikan unsur-unsur dipermukaan bumi ke bidang datar (dalam hal ini, peta), dilakukan suatu transformasi dengan menggunakan rumus matematis tertentu, cara ini disebut Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta. Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah digambarkan pada bidang datar.
Ditinjau dari bidang proyeksi yang digunakan
Terdapat tiga sistem proyeksi peta yaitu :
Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut ; suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran.
Proyeksi silinder, bidang proyeksinya bidang silinder; suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan.
Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar.
Ditinjau dari distorsi yang diakibatkan :
Proyeksi konform, sudut dipermukaan bumi sama dengan sudut pada bidang proyeksi; daerah-daerah kecil pada peta sama sebangun dengan yang ada dipermukaan bumi. Pemakaian proyeksi konform baik untuk memperlihatkan arah.
Proyeksi equivalent, luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi pada skala yang sama.
Proyeksi equidistant, jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi pada skala yang sama.
PROYEKSI TRANSVERSE MERCATOR (TM)
Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal yang bersifat konform.
Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).
SISTEM GRID UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Adapun ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah :
1. Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian dengan lebar 60 bujur dan 80 lintang.
2. Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 1800 BB sampai 1740 BB terus kearah timur sampai zone 60 antara 1740 BT sampai 1800 BT.
3. Batas lintangnya adalah 800 LS dan 840 LU ke arah utara dengan kode huruf C berturut-turut ke utara sampai dengan huruf X untuk Lintang Utara 720– 840.
4. Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan bumi, tetapi memotong bumi.
5. Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).
6. Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negative maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU).
7. Setiap zone pada sistem grid UTM mempunyai pertampalan kesamping sekitar 40 km., sehingga setiap titik yang berada di daerah pertampalan akan mempunyai dua harga koordinat.
8. Faktor skala pada meridian sentral (meridian tengah) ditentukan besarnya k=0,9996.
SISTEM PROYEKSI PETA TM DI INDONESIA
Ada dua instansi yang menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercator untuk pemetaan dasar nasionalnya dengan sistem grid UTM, yaitu :
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000.
Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6° serta sistem grid UTM.
Sumbu pertama adalah meridian tengah dari tiap zone, sedang sumbu keduanya adalah ekuator.
Absis semu sebesar 500.000 meter pada meridian tengah, sedang ordinat semu 0.00 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian Utara, dan 10.000.000 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian selatan.
- Angka perbesaran pada meridian tengah adalah sebesar 0.9996.
Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah Spheroid Nasional dengan parameter a (jari-jari ekuator) = 6.378.160 meter, dan f (pengepengan) = 1:298.247
Muka peta seri peta Rupabumi Indonesia (Peta Dasar Nasional) dibatasi atau menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM). Pada muka peta dibuat garis-garis gratikul yang panjang ukurannya tergantung pada skala peta yang disajikan.ASPEK GEOMETRIK
Salah satu fungsi peta adalah menunjukan posisi atau lokasi relatif suatu tempat; oleh sebab itu pembuatan konstruksi peta merupakan bagian penting pada pekerjaan pemetaan.
Pada pembuatan konstruksi peta, semua titik-titik di muka bumi harus disajikan posisinya sesuai dengan kerangka geometrik yang diukur di lapangan; aspek geometrik berhubungan langsung dengan permasalahan posisi suatu tempat terhadap suatu referensi tertentu.Aspek geometrik pada pembuatan peta adalah pemilihan ellipsoid referensi yang akan digunakan untuk penghitungan sistem proyeksi yang akan digunakan.
Jika ditinjau dari segi teoritis, aspek geometrik berhubungan dengan transformasi matematis dari koordinat geografi pada permukaan bumi ke koordinat proyeksi bidang datar; jika ditinjau dari aspek praktis-nya, berhubungan dengan pembuatan konstruksi/jaringan dari kerangka geometrik peta.
SISTEM KOORDINAT
Dasar utama dari pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya; suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya ditentukan oleh perpotongan dua buah garis lengkung bumi, yaitu garis meridian (longitude) dan garis paralel (latitude).
PROYEKSI PETA
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar, maka untuk menggambarkan titik-titik di permukaan bumi pada bidang datar harus diambil cara-cara tertentu, yang sebaiknya di-tentukan oleh syarat-syarat (sifat-sifat) apa yang harus dipenuhi oleh gambar muka bumi yang akan dihasilkan. Untuk dapat menyajikan unsur-unsur dipermukaan bumi ke bidang datar (dalam hal ini, peta), dilakukan suatu transformasi dengan menggunakan rumus matematis tertentu, cara ini disebut Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta. Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah digambarkan pada bidang datar.
Ditinjau dari bidang proyeksi yang digunakan
Terdapat tiga sistem proyeksi peta yaitu :
Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut ; suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran.
Proyeksi silinder, bidang proyeksinya bidang silinder; suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan.
Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar.
Ditinjau dari distorsi yang diakibatkan :
Proyeksi konform, sudut dipermukaan bumi sama dengan sudut pada bidang proyeksi; daerah-daerah kecil pada peta sama sebangun dengan yang ada dipermukaan bumi. Pemakaian proyeksi konform baik untuk memperlihatkan arah.
Proyeksi equivalent, luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi pada skala yang sama.
Proyeksi equidistant, jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi pada skala yang sama.
PROYEKSI TRANSVERSE MERCATOR (TM)
Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal yang bersifat konform.
Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).
SISTEM GRID UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Adapun ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah :
1. Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian dengan lebar 60 bujur dan 80 lintang.
2. Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 1800 BB sampai 1740 BB terus kearah timur sampai zone 60 antara 1740 BT sampai 1800 BT.
3. Batas lintangnya adalah 800 LS dan 840 LU ke arah utara dengan kode huruf C berturut-turut ke utara sampai dengan huruf X untuk Lintang Utara 720– 840.
4. Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan bumi, tetapi memotong bumi.
5. Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).
6. Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negative maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU).
7. Setiap zone pada sistem grid UTM mempunyai pertampalan kesamping sekitar 40 km., sehingga setiap titik yang berada di daerah pertampalan akan mempunyai dua harga koordinat.
8. Faktor skala pada meridian sentral (meridian tengah) ditentukan besarnya k=0,9996.
SISTEM PROYEKSI PETA TM DI INDONESIA
Ada dua instansi yang menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercator untuk pemetaan dasar nasionalnya dengan sistem grid UTM, yaitu :
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000.
Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6° serta sistem grid UTM.
Sumbu pertama adalah meridian tengah dari tiap zone, sedang sumbu keduanya adalah ekuator.
Absis semu sebesar 500.000 meter pada meridian tengah, sedang ordinat semu 0.00 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian Utara, dan 10.000.000 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian selatan.
- Angka perbesaran pada meridian tengah adalah sebesar 0.9996.
Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah Spheroid Nasional dengan parameter a (jari-jari ekuator) = 6.378.160 meter, dan f (pengepengan) = 1:298.247
Muka peta seri peta Rupabumi Indonesia (Peta Dasar Nasional) dibatasi atau menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM). Pada muka peta dibuat garis-garis gratikul yang panjang ukurannya tergantung pada skala peta yang disajikan.
Komentar
Posting Komentar